Membangun kemandirian melalui penggunaan OpenSource software
Pada tanggal 26 April 2008, itisgURL, POSS President University, Kluwek (Kelompok Linux Cewek) dan didukung oleh Jababeka dan Jababeka Research Center menyelenggarakan acara Pengenalan Linux bertempat di Auditorium President University, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Acara yang semula ditargetkan dihadiri oleh sekitar 200 peserta ternyata menarik perhatian sangat besar dari wilayah di luar Jababeka. Alhasil peserta membludak sampai 740 orang. Panitia pun kewalahan mengatasi antrian pengunjung yang panjang sampai ke luar pintu masuk auditorium.
Acara dibuka dengan sambutan dari S.D. Darmono sebagai pendiri dan Presiden Direktur PT Jababeka. Secara kebetulan, pada tanggal itu dia berulang tahun ke-59. Jadilah acara pembukaan sangat meriah. Setelah itu, Dr. Ir. Idham Suhardi sebagai Deputi Pendayagunaan Open Source Software dari Kementrian Negara Ristek dan Nurhadi Sukmana dari POSS President University ikut membuka acara. Nurhadi menjelaskan bahwa ketertarikan kampusnya menjadi tempat pelaksanaan acara adalah karena President University ditunjuk oleh pemerintah sebagai satu dari 13 universitas yang diberi kepercayaan untuk memasyarakatkan OpenSource.
Sebagai pemberi materi pertama, Rusmanto mengingatkan peserta pada peringatan 100 tahun kebangkitan nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Ia menekankan pada semangat kemandirian dengan jalan membebaskan diri dari ketergantungan pada satu sistem operasi karena ketidaktahuan pada sistem operasi lain yang kualitasnya setara bahkan lebih baik. Ia memperkenalkan peserta dengan distro BlankOn sebagai contoh dari distro linux yang dikembangkan oleh komunitas OpenSource anak negeri sendiri. BlankOn merupakan salah satu sistem operasi yang layak dipertimbangkan karena paket aplikasi default yang sangat memadai bagi kelompok pelajar, mahasiswa, dan kalangan bisnis. Software yang ada di Microsoft windows memiliki pengganti yang setara di linux sehingga pemakai tidak perlu khawatir dan takut menggunakan linux.
Rusmanto juga memberi penjelasan bahwa berbagai distro linux telah menyediakan tampilan muka yang lebih mudah dipakai oleh pemakai pemula. Solusi lebih banyak melakukan demo penggunaan linux di kelompok pendidikan dan dunia kerja. Ia juga menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari linux. Menurutnya, filosofi linux paling penting adalah memberi kebebasan dan kemandirian bagi pemakainya untuk menggunakan, menggandakan, mempelajari cara kerja, mengembangkan, dan menyebarluaskan.
Penggunaan linux bagi sektor pendidikan formal bertujuan agar para pendidik dan siswa
-
memahami konsep hak cipta dan HaKI
-
menguasai cara kerja komputer dan OpenSource
-
menguasai perintah dan menu untuk menjalankan program (melalui tampilan muka teks dan grafis)
-
menguasai aplikasi perkantoran
-
memahami aspek keamanan dalam OpenSource
Sementara itu, Onno Purbo mendemokan cara menghadang website tidak baik seperti website berisi pornografi, judi, dan kekerasan. Materi lainnya adalah demo meng-install Ubuntu versi terbaru yaitu 8.04 dan membangun server mail lokal. Onno ikut mengenalkan Ubuntu Muslim Edition (ME) kepada peserta yang di dalamnya berisi aplikasi parental control untuk menghadang website tidak baik. Acara itu dipandu dengan kocak dan sangat interaktif bahkan sempat membuat kegaduhan.
Acara demo dilakukan untuk membuktikan langsung bahwa linux bukanlah sistem operasi yang sulit dan tidak menarik. Di akhir sesi instalasi, Onno meminta kepada enam siswa yang maju untuk menyalin live-CD Ubuntu yang ia berikan dan supaya mereka membagikannya kepada teman-teman di sekolah mereka. Cara itu dilakukan sebagai upaya membiasakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan terbiasa belajar mengatasi masalah sendiri. Dengan melakukan kegiatan melalui komunitas, baik di lingkungan pendidikan formal maupun non formal, kebutuhan biaya dan sumber daya dapat dibagi merata sehingga tidak menjadi beban yang berat.
Setiap presentasi dan demo disertai dengan sesi diskusi yang karena keterbatasan waktu belum sepenuhnya menampung antusiasme rasa ingin tahu peserta. Diskusi yang berjalan mengungkapkan bahwa hambatan dari penggunaan OpenSource software adalah minimnya publikasi pada masyarakat luas sehingga terbatas sekali komunitas yang mengetahui adanya pilihan lain bernama linux. Belum lagi adanya informasi dan persepsi negatif terhadap linux yang jika dicermati sebenarnya merendahkan kemampuan pemakai pemula. Selain itu, lemahnya kondisi penegakan hukum di Indonesia menjadikan banyak orang merasa nyaman menggunakan software bajakan.
Setelah dua pemberi materi selesai, Yuyun Kusuma tampil untuk memperkenalkan Kluwek kepada peserta. Ia menjelaskan beberapa divisi dan rencana Kluwek ke depan seraya mengundang peserta perempuan yang hadir untuk mengunjungi website dan menjadi anggota milis Kluwek.
Sesi lain yang menghebohkan adalah saat pembagian berbagai bingkisan dan doorprize dari sponsor kepada peserta. Di antaranya adalah pembagian bingkisan dari XL, Beauty Gold, dan liburan di penginapan Tanjung Lesung. Kluwek sangat bangga bahwa usaha mereka melakukan kegiatan edukasi membuahkan banyak ketertarikan dari pihak bisnis untuk menjadi sponsor. Pihak President University juga mengapresiasi inisiatif kluwek dan panitia internal yang berasal dari mahasiswa President University dalam penyelenggaraan cara ini. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang positif bagi gerakan OpenSource yang dilakukan POSS President University, itisgURL, Kluwek, dan Jababeka Research Center di masa depan.